duduk seorang aku di beranda
bersama kicau burung
angin petang
langit jingga
mata aku menumpu langit-
awan sarat menggendong memori
gurindam indah yang kini sepi
kadang2 jatuh menimpa bumi
kadang2 pergi tak kembali
aku tahu aku ini melankolik
paling pantas untuk merasa hati
paling mudah runtuh lelangit jiwa
deria kurniaan tuhan ini terlalu tuntas
gelak-tawa-senyum-gembira
sedih-duka-tangis-pilu
mana2 takkan memanipulasi jiwa telus ini
yang cuma reti rasa satu itu
ah degil!
makanya duduk seorang aku di beranda
dari neraka jiwa ini
teriak garuda
taufan kencang
langit hitam.
No comments:
Post a Comment