-

Wednesday, December 28

bukan mudah

sepertinya permainan tikam di pesta sarkas
takkan puas mengejar yang tak terkejarkan
takkan akur selagi bukan haknya.

dunia dan segala isinya
manusia dan egoisnya;

hidup ini takkan mudah sayang--
lampu di jalanan pun takkan selamanya hijau.

Friday, December 23

masih

dan diberi sejuta tahun lagi untuk bernafas;

masih,
menjejak kesan jerlus lama yang dipasak dahulunya.

Monday, December 19

kasih infiniti

bagai dongengan drama
digambarkan kasih manusia tak bertepi
menghancur segala sepi.

tapi manusia alpa--
pada kasih Tuhan yang terinfiniti.

Saturday, December 17

manusia

ada waktunya kita putar kembali memoir lama
dulunya semua indah2 belaka,
dulunya kita kecil2 semua.

lari tanpa hala tuju
jatuh, rebah dan bangkit semula,
terusnya berlari..

sampai ke waktu ini,
masih, sebilangannya kita masih kabur apa di hadap.

apa2 visi sekalipun, pasti,
corak kematangan kita menujah dari hari ke hari;

membentuk menjadi seorang manusia.

Thursday, December 15

terlalu ingin

dia terlalu ingin mengucup langit,
mendakap awan;
sampaikan sepatu sendiri pun terlucut.

rebah tak bertapak.

Tuesday, December 6

dulunya

ada yang dulunya senyum2
ada yang dulunya sipu2

apa2 sajalah labu dan labi.

Monday, December 5

sang laki-laki pengecut

aku sang laki2 pengecut
berjiwanya seperti mampu beli satu dunia
namun ada jualah herot di sisip muka
kelu kata, mulut ternganga.

aku mati bila hati memberontak ingin meluah rasa,
mengutus rasa suka,
cinta aku pada dia.

lalu musik hambar mengisi lohong2 jiwa,
nota2 kecil terpanggil dalam zat memoir
mengundang bauran rasa-- enak dan kurang enak.

apalah dihukumnya aku begini,
sedang sang pencuri hati tak disabitnya sekali?
walhal dia masih di singgahsananya, bidadari,
sedang aku ini sudah seperti badut yang dibuli.

maka;

akulah sang laki2 pengecut,
ada mulut, tapi takut.

dari mana mereka datang?